watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

WANITA PENUH VARIASI

Nama saya Jeffry dan saya saat ini sedang kuliah
di salah satu PTS di salah satu kota besar di
Indonesia, dan hari ini adalah hari pertama saya
datang ke kota ini karena besok perkuliahan saya
sudah dimulai. Sesudah sampai dari kampung,
maka saya segera menuju tempat kost saya
karena saya sendiri sebenarnya belum mengenal
kost baru itu. Sesampainya saya segera menekan
bel tapi kemudian terdengar dari rumah sebelah
seorang wanita setengah baya memanggil saya
dan berkata,
“Kamu Jeffry yach?”
Dan saya menjawabnya,
“Iya, kok tahu?” tanya saya penuh rasa ingin tahu.
Lalu wanita itu segera berkata,”Nggak, saya
adalah ibu kost rumah ini dan saya tinggal di
sebelah sini.”
Lalu saya bergumam,
“Ooh..”
Setelah itu ibu ini segera membawa saya untuk
masuk dan mengenalkan tempat kost ini.
Setelah di dalamnya ibu itu segera menerangkan
keadaan rumahnya, rumah ini terdiri dari 4
tingkat dan di dalam sudah ada penghuninya
yaitu sepasang suami istri yang menyewa tingkat
2, seorang wanita yang menghuni tingkat 3 dan 3
orang mahasiswa dari luar kota yang menghuni
tingkat 4 yang terdiri dari 4 ruangan kamar 3×2
meter dan kami masing-masing menempati
kamar-kamar ini, dan kamar untuk saya tepat
menghadap ke arah tempat jemuran. Setelah itu
saya pun berkenalan dengan para mahasiswa ini
dan malamnya ketika kami sedang menonton TV
(yang di letakkan di tingkat 3) tercium oleh saya
wangi parfum yang sangat mengoda. Ternyata
seorang wanita yang saya taksir berusia sekita 35
tahun naik ke atas dan dialah yang menghuni
kamar di tingkat 3 ini.
Lalu saya pun segera berkenalan dengannya dan
dia bernama Eva, tapi dilihat dari bentuk tubuh
dan wajahnya dia tak beda dengan wanita usia
20-an. Wajahnya terlihat sangat manis belum lagi
dada dan pinggulnya yang sangat menantang.
Sungguh membuat saya menelan ludah. Lalu
saya tahu dari ketiga temen saya kalau Mbak Eva
ini bekerja di salon dan mungkin saja menjadi
simpanan seorang pria, lalu saya mengangguk
tanda mengerti.
Tak terasa saya sudah tinggal di kost itu hampir 2
minggu dan kalau di pagi hari rumah itu selalu
kosong karena selain ketiga teman baru saya itu
kuliahnya pagi, Mbak Eva juga selalu keluar
rumah dan sepasang suami istri itu juga jarang
pulang ke rumah ini. Singkatnya kalau pagi hari
saya selalu sendirian, dan pagi ini saya bangun
tentu saja suasana sunyi senyap dan saya melihat
keluar jendela yang menghadap ke tempat
jemuran tampak oleh saya dijemur celana dalam
yang berwarna hitam dan tentu saja saya tahu
kalau itu adalah celana dalam Mbak Eva, tapi entah
kenapa timbul niat saya untuk melihat CD itu dari
dekat. Lalu saya pun segera keluar dan setelah
melihat situasi cukup aman saya segera
mengambilnya ke dalam kamar saya dan di
dalamnya saya segera mencium CD itu dan
tercium wangi deterjen yang harum. Belum puas
dengan tindakan itu, saya segera menurunkan
celana sekaligus dengan CD saya dan segera
memakai CD itu dan tampak oleh saya sangat
memikat yaitu terdapat renda di sekelilingnya dan
sekitar selangkangannya terdapat jala-jala yang
kalau dipakai oleh Mbak Eva tentu akan tampak di
jala-jala ini bulu kemaluannya.
Langsung saja kemaluan saya segera menegang
dan setelah mengembalikan CD-nya ke tempat
semula. Saya segera masuk ke kamar mandi
untuk mandi dan tentu saja saya segera
melakukan onani untuk memuaskan nafsu saya.
Setelah kejadian itu saya hampir setiap pagi
mempunyai kegiatan rutin yaitu mengamati CD
Mbak Eva dan tentu saja memakainya sambil
melihat keindahannya, dan tak lama kemudian
saya sudah hampir dapat mengetahui jumlah CD
Mbak Eva (mungkin karena selalu mengamati CD-
nya), CD Mbak Eva berjumlah sekitar 6 potong
dan setiap potongnya mempunyai keunikannya
baik dalam coraknya maupun warnanya sepeti
warna hitam berenda, warna pink dengan lipatan
lipatan kecil, dan warna kuning kilat. Tapi yang
paling menarik menurutku adalah CD warna
putihnya yang setengahnya yaitu bagian
depannya terdiri dari renda dan bagian
belakangnya terbuat dari sutra. Selain itu saya
juga suka CD-nya berwarna biru langit dan di
depannya yaitu tepat di arah selangkangannya
terdapat gambar seekor kucing dalam gaya
memberikan tanda “peace” (lucu juga CD ini
dalam pikiranku).
Semuanya berjalan lancar hingga suatu pagi
ketika bangun tentu saja saya segera melihat
keluar dan tampak oleh saya CD Mbak Eva. Lalu
saya bermaksud untuk mengambilnya untuk
diamati. Begitu melepas jepitan jemurannya dan
mengambilnya tiba-tiba terdengar ada suara
orang naik ke atas dan tentu saja saya terkejut
dan segera melempar CD-nya ke lantai lalu saya
bermaksud kembali ke kamar saya, tapi baru
sampai di pintu saya melihat Mbak Eva sedang
memakai baju tidur terusannya dan Mbak Eva
bertanya kepada saya, “Lho baru bangun yach?”
lalu saya mengiyakannya dan bertanya, “Mbak
Eva nggak kerja hari ini?” dan dijawab, “Nggak,
malas tuh,” dan saya segera masuk ke kamar
saya dengan perasaan was-was lalu tak berapa
lama kemudian terdengar pintu kamar saya
diketuk, dengan perasaan berdebar saya
membuka pintunya.
Tampak di luar Mbak Eva dan dengan mata tajam
Mbak Eva berkata, “Boleh saya masuk? saya ingin
bicara sama kamu,” dan saya pun membiarkan
Mbak Eva masuk lalu Mbak Eva masuk dan
bertanya sama saya,
“Kamu tadi mau mengambil celana dalam saya
yach?”
“Nggak kok.”
“Apanya yang nggak, buktinya itu CD saya
terjatuh di lantai padahal saya sudah menjepitnya
dengan kuat.”
Seperti sudah tak dapat disembunyikan saya pun
mengakui kalau saya yang mengambilnya. Lalu
Mbak Eva berkata lagi,
“Sudah berapa lamu kamu melakukan ini?”
“Sudah hampir 2 minggu Mbak.”
“Apa yang kamu lakukan dengan CD saya?”
“Saya menciumnya lalu memakainya, itu saja kok
nggak ada yang lain.”
Lalu Mbak Eva tersenyum dan berkata, “Apa
enaknya kamu mencium dan memakainya, kamu
mau nggak melihat saya yang memakainya dan
mencium wangi yang sesungguhnya?”
Seperti mendapat kesempatan emas lalu saya
berkata, “Ah.. Mbak jangan bercanda ah..”
Dan Mbak Eva berkata, “Nggak, saya nggak
bercanda, saya serius, kalau kamu nggak mau
yach sudah, Mbak mau turun,” sambil Mbak Eva
membalikkan badannya.
Tapi saya segera menarik tangannya dan segera
berkata, “Saya mau kok Mbak!”
Sedangkan tangan saya satunya lagi segera
menarik rok baju tidurnya ke atas dan tampak
oleh saya CD-nya yang menjadi kesukaan saya
yaitu CD berwarna putih dengan renda di bagian
depan dan bagian belakangnya terbuat dari sutra.
Lalu Mbak Eva berkata, “Ih.. kamu jangan gitu
ah..’” tapi saya segera mencium bibirnya yang
mengoda itu dan Mbak Eva membalasnya
dengan hisapan dan gigitan kecil dan tangannya
memegang kemaluan saya yang sudah mulai
mengeras itu, lalu saya melepas ciuman saya
sedangkan tangan Mbak Eva masih di kemaluan
saya meskipun cuma dari luar celana tidur saya.
Kemudian saya segera mendorong tubuh Mbak
Eva untuk merapat di dinding, dan kemudian
tangan saya mulai bergerilya di daerah sensitifnya
dan tentu saja dari luar CD-nya tapi tak lama
kemudian karena tak sabar saya segera
memasukkan tangan saya ke dalam CD-nya dan
menyentuh kemaluannya, Mbak Eva mendesah
“Uuh.. geli Jeff.. tapi nikmat sekali.. terus.. enak
sekali.. uh.. ah..” Lalu tak lama kemudian
kemaluan Mbak Eva sudah mulai basah. Karena
sudah terangsang maka Mbak Eva segera
mendorong tubuh saya ke tempat tidur dan
dengan segera Mbak Eva memeloroti celana saya
dan CD saya, lalu dengan pelan dia menjilat kepala
kemaluan saya yang sudah menegang itu
kemudian memasukannya ke dalam mulutnya
hingga masuk semuanya ke dalam mulutnya dan
menghisapnya seperti menghisap es batangan.
Tanpa sadar karena keenakan saya mendesah,
“Uh.. enak sekali Mbak.. isap terus Mbak.. jangan
berhenti..!” Lalu tangan saya mulai menjambak
rambutnya dan menekan kepalanya terus,
sedangkan kaki saya mulai menegang karena
keenakan, lalu Mbak Eva menghentikan
kegiatannya.
Kemudian Mbak Eva mulai membuka baju
piyamanya dan tampaklah oleh saya sepasang
buah dadanya yang sangat menantang
terbungkus oleh BH yang unik sekali, tapi seperti
sudah tidak tahan Mbak Eva segera melucuti BH-
nya dan melepas CD sutranya. Tampaklah oleh
saya pemandangan yang sangat indah dengan
buah dada yang bulat dan pentilnya yang
berwarna kecoklatan menantang dan paha yang
mulus tapi yang paling menggoda adalah bagian
selangkangan yang ditumbuhi pelindung alami
yang cukup lebat tapi terbentuk dan terawat
sangat rapi, sungguh membuat saya menelan
ludah.
Lalu Mbak Eva naik ke atas tubuh saya, dan dalam
posisi jongkok kemudian mengarahkan lubang
kemaluannya ke arah kepala kemaluan saya.
Begitu tersentuh, saya dan Mbak Eva menjerit
pelan bersamaan, “Uuh..” dan dengan pelan Mbak
Eva menekan lubang kemaluannya dan kepala
kemaluan saya amblas ke dalamnya meskipun
tidak terlalu susah tapi untuk ukuran wanita
seperti Mbak Eva kemaluannya termasuk sangat
sempit, dan Mbak Eva berteriak, “Aduh.. sakit
sekali.. tapi terasa nikmat,” dan saya tak hentinya
menjerit, “Terus Mbak.. nikmat sekali
kemaluannya.. terus Mbak..” lalu Mbak Eva makin
menekan turun tubuhnya dan tak lama kemudian
maka masuklah seluruh batang kemaluan saya
yang termasuk ukuran besar itu ke dalam lubang
surgawinya. Kemudian tubuh Mbak Eva segera
menimpa badan saya dan berteriak, “Aduh sakit
sekali.. uh.. aduh.. uh.. ahh..” Sesudah istirahat
hampir 5 menit lamanya Mbak Eva mulai bangkit
dan batang kemaluan saya tentu saja masih di
dalam lubang kemaluannya. Lalu Mbak Eva mulai
menggerakkan pinggulnya maju-mundur sambil
tangannya menopang pada tubuh saya dan
terdengar suara tubuh kami berbenturan, “Piak
pret piak..” dan dengan gerakan yang liar Mbak
Eva menaiki tubuh saya dan sambil terus
menggoyang tubuhnya dan terus berpacu untuk
mencapai puncak kenikmatan dunia dan terus
mendesah, “Uuh.. ah.. ah.. nikmat sekali.. uh..
ah..” Sedangkan tangan saya tak hentinya
meremas buah dadanya dan memainkannya.
Lalu sesudah hampir 10 menit Mbak Eva berkata,
“Saya mau sampai..”
Saya pun berkata, “Saya juga Mbak.. tahan
sebentar lagi..”
Tak lama kemudian terdengar Mbak Eva menjerit
“Uuh.. saya sampai.. uh..”
Dan saya juga merasa bendungan saya sudah
jebol dan mendesah, “Uh.. saya juga.. nikmat
sekali.. ahh.. enakk..” dan terasa adanya cairan
hangat di kemaluan saya, lalu Mbak Eva jatuh
lemas di tubuh saya, sedangkan kemaluan saya
juga belum dicabut keluar karena kami sudah
lemas sesedah pertempuran yang hebat tersebut.
Lalu setelah hampir 15 menit Mbak Eva bangkit
dan sambil tersenyum berkata, “Nikmat sekali
Jeff.. kamu hebat dech..” dan saya berkata, “Sekali
lagi dong Mbak.. yach..!” tapi Mbak Eva berkata,
“Lain kali aja yach, Mbak capek..’ Lalu saya
mengiyakannya dengan sangat kecewa.
Lalu Mbak Eva bangkit dan bermaksud
mengambil pakaiannya, tapi melihat bukit
kemaluannya Mbak Eva, nafsu saya bangkit
kembali. Lalu saya menarik tangan Mbak Eva serta
mendorongnya merapat ke dinding lalu saya
jongkok dan saya benamkan kepala saya ke
selangkangan Mbak Eva dan dengan pelan saya
menjilatinya, dan Mbak Eva mendesah, “Aduh..
geli.. ah.. udah dech!” sambil tangannya menekan
kepala saya, tapi saya tidak menghiraukan
peringatannya sambil terus memainkan lidah
saya di kemaluannya. Setelah seluruh bulu
kemaluan Mbak Eva basah, saya beralih ke
klitorisnya dan Mbak Eva mendesah hebat sambil
menjambaki rambut saya, “Uuh.. terus.. enak
sekali.. sungguh.. ah.. ahh.. ehmm..” dan terus
saja lidahku bermain di klitoris dan lubang
kemaluannya. Tak lama kemudian jambakan
Mbak Eva makin dahsyat dan menjerit serta
mencapai orgasme keduanya, “Aduh.. saya
sampai.. terus Jeff.. uh.. ehm.. uh.. hu..” dan
saya segera menghisap habis seluruh cairan
kemaluannya.
Setelah agak lama Mbak Eva mulai tenang dan
setelah itu saya bangkit tapi tubuh Mbak Eva
seperti kehilangan keseimbangan dan mau jatuh,
untung saya segera menangkapnya dan dia
berkata, “Huh.. kamu ini, Mbak lemas sekali gara-
gara kamu..”
Dan saya berkata, “Sorry Mbak, soalnya saya
nafsu sekali melihat Mbak, tapi Mbak Eva musti
janji yach, lain kali Mbak harus menebus
kekurangan hari ini.”
Mbak Eva berkata, “Iya dech.. Mbak janji tapi
sekarang Mbak musti istirahat, Mbak capek sekali,
kalau nanti sudah pulih Mbak pasti melayani kamu
lagi, tapi sekarang sebagai hukuman kamu musti
nemenin Mbak ke bawah, soalnya Mbak lelah
sekali nanti jatuh lagi.”
Saya berkata, “Beres Mbak!”
Setelah mengantar Mbak Eva ke tempat tidurnya
saya mencium pipinya dan berkata, “Selamat
beristirahat Mbak!” Mbak Eva tersenyum. Sebelum
keluar dari kamarnya, tangan saya pun meremas
buah dadanya yang empuk sedangkan tangan
satu lagi bergerilya di dalam CD-nya dan
memainkan bukit kemaluannya. Mbak Eva segera
melototkan matanya kepada saya dan saya
segera berlari keluar dengan tersenyum dan Mbak
Eva berkata, “Dasar kamu ini nggak pernah puas
yach.. dan tolong kunci pintunya..!” dan saya
menjawabnya penuh kepuasan, “Beres Mbak..’
Lalu saya kembali ke kamar tidur saya lagi.


Adult | GO HOME | Exit
1/887
U-ON

inc Powered by Xtgem.com